Perkembangan Kognitif Anak Pada Pembelajaran Matematika Menurut Jerome Bruner

    Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi. Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

 Jerome Bruner www.kompaspapua.com

    Jerome Bruner merupakan seorang ahli psikologi dari Universitas Havard, Amerika Serikat. Bruner 
sangat memberikan dorongan untuk pendidikan agar pendidikan dapat memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir. Bruner juga memiliki pandangan perkembangan kognitif manusia, dan bagaimana manusia itu belajar, atau manusia dapat memperoleh pengetahuan. Jerome Bruner adalah seorang pengikut setia teori kognitif, yang khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Bruner menandai perkembangan kognitif manusia sebagai :

  • Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi rangsangan
  • Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan system penyimpanan informasi secara realis.
  • Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain memalui kata-kata atau lambing tentang apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
  • Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
  • Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memhami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain
  • Perkembangan kognitif ditandai dnegan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.

Tahap-tahap dalam proses belajar mengajar menurut J.Bruner :

  • Tahap informasi (penerimaan materi): Dalam tahap ini seorang siswa yang sedang belajar akan memperoleh keterangan mengenai materi yang dipelajarinya
  • Tahap informasi (pengubah materi): Dalam tahap ini informasi yang telah diperoleh itu akan dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrack atau konseptual
  • Tahap evaluasi: Seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah diinformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi

    Kurikulum spiral: J.Bruner dalam belajar matematika menekankan pendekatan dengan bentuk spiral. Bentuk spiral dalam pembelajaran matematika adalah menenanamkan konsep dan dimuali dengan benda konkrit secara intuitif, kemudian pada tahap yang lebih tinggi (sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika. Penggunaan konsep bruner dimulai dari cara intuitif keanalisis dari eksplorasi kepenguasaan.

    Bruner menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupan. Karena Bruner yakin bahwa pembelajaran tersebut bisa muncul dalam tiga cara atau bentuk, yaitu: enaktif, ikonik dan simbolik.

  • Pengetahuan enaktif (penggambaran benda nyata) adalah dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara langsung terlihat dalam memanupulasi (mengotak-atik) sebuah objek. Contohnya ketika seorang guru memegang beberapa pensil, kemudian guru mengajak muridnya untuk berhitung menggunakan benda nyata (pensil). Atau juga tahap enaktif ini berbasis tindakan atau kinestetik.
  • Pembelajaran ikonik merupakan pembelajaran yang melalui gambaran. dalam bentuk ini contohnya anak-anak mempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Anak-anak sangat mungkin mampu menciptakan gambaran tentang pohon mangga dikebun dalam benak mereka, meskipun mereka masih kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-kata.
  • Pembelajaran simbolik, dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi simbol-simbol atau lambing-lambang tertentu. Contonya siswa diminta untuk menggeneralisasikan menemukan rumus luas daerah persegi panjang. Jika simbolis ukuran panjang p, ukur lebarnya l, dan luas daerahnya L

    Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran dapat berkesinambungan atau saling terkait dengan kognitif yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Salah satu teori belajar kognitivisme yang berkembang adalah Discovery Learning (Metode penemuan) dari Jerome Bruner:

Discovery Learning Illustration jurnaldiknas.blogspot.com

  • Pembelajaran berbasis lingkungan : pembelajaran ini berkaitan dengan berwawasan lingkungan, menciptakan perilaku dan kebiasaan untuk menghargai lingkungannya dan strategi pembelajaran ini memanfaatkan lingkungannya sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
  • Pembelajaran dengan percobaan : contohnya agar anak bisa memengerti atau mengetahui warna yang sedang dicampurkan secara bersamaan hingga bisa berubah warna. Dengan cara ada 1 buah bunga berwana putih kemudian diletakkan di sebuah wadah, kemudian mencampurkan 2 warna yang berbeda ke dalam wadah yang berisikan bunga. Kemudian ditunggu beberapa menit bunga 
  • Pembelajaran pemecahan masalah : anak diajarkan untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contohnya memberikan anak usia 4 tahun sebuah alat permainan yaitu puzzle, dengan catatan potongan puzzle hanya ada 4 atau 5 potong. Kemudian anak pasti akan mencoba menyusun puzzle tersebut hingga anak itu bisa menyelesaikan permainan tersebut.

Jika dikorelasikan dengan aplikasi pembelajaran, Discoveri learningnya Bruner dapat dikemukakan sebagai berikut:

  • Belajar merupakan kecenderungan dalam diri manusia, yaitu Self- curiousity (keingintahuan) untuk mengadakan petualangan pengalaman.
  • Belajar penemuan terjadi karena sifat mental manusia mengubah struktur yang ada. Sifat mental tersebut selalu mengalir untuk mengisi berbagai kemungkinan pengenalan.
  • Kualitas belajar penemuan diwarnai modus imperatif kesiapan dan kemampuan secara enaktif, ekonik, dan simbolik.
  • Penerapan belajar penemuan hanya merupakan garis besar tujuan instruksional sebagai arah informatif.
  • Kreatifitas metaforik dan creative conditioning yang bebas dan bertanggung jawab memungkinkan kemajuan.



REFERENCE 

Anis Ridha Wardati. (n.d.). Teori Kognitif Jerome S. Bruner. academia.edu.

Diva Pramesti. (2010). Tokoh-Tokoh Aliran Kognitif. pr4m3sti.wordpress.com.

Lilik Indrawati. (2020). Teori Jerome S Bruner tentang Perkembangan Kognitif. kompasiana.com.

Teori Kognitif Jerome Bruner (1915-2016). (n.d.). buguruku.com.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer